Mengendalikan Kolesterol Untuk Mencegah Stroke


Mengendalikan Kolesterol Untuk Mencegah Stroke
Sumber: Google Image
Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan atau global, munculnya mendadak, progresif dan cepat.Gangguan syaraf disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, gangguan penglihatan dan lain-lain.

Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi stroke meningkat dari 8,3 pada tahun 2007 menjadi 12,1 per seribu penduduk pada tahun 2013. Hal ini disebabkan karena masyarakat kurang memperhatikan pentingya pengendalian faktor resiko stroke. Faktor resiko stroke dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol yang tinggi.

Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) mengatakan bahwa kolesterol menjadi sebab utama penyakit jantung. Banyak masyarakat belum menyadari bahwa kolesterol jahat yang dikenal dengan nama Low Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi merupakan penyebab utama terjadinya resiko stroke, karena pembuluh darah menyempit akibat menempelnya lemak dalam pembuluh darah, sehingga menggangu peredaran darah ke otak.

Cara mengendalikan kolesterol untuk mencegah terjadinya stroke, yaitu merubah pola hidup yang mengarah ke pola hidup sehat dan terapi obat-obatan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
  1. Menurunkan berat badan 
  2. Makan makanan berserat 
  3. Mengkonsumsi buah dan sayur yang cukup,seperti slada, sayur-sayuran hijau,tomat, wortel dan lain-lain mengandung sedikit kalori tetapi mengandung banyak vitamin dan mineral 
  4. Tidak dan atau berhenti merokok 
  5. Gerak badan yang teratur, seperti berjalan kaki, membantu membakar lebih banyak kalori yang tidak diperlukan 
  6. Membatasi konsumsi lemak 
  7. Menghindari stres 
  8. Memeriksakan kolesterol di laboratorium klinik secara rutin setiap 6 bulan atau satu tahun sekali, guna mengetahui apakah kadar kolesterol sama, lebih kecil atau lebih besar dari nilai rujukan. Kolesterol total merupakan gabungan dari jumlah kolesterol baik, kolesterol jahat, dan trigliserida dalam setiap desiliter darah. Biasanya, dengan melihat kadar kolesterol total dan HDL saja sudah dapat menggambarkan kondisi umum kadar kolesterol Anda. Namun, jika kolesterol total berjumlah 200 mg/dL atau lebih, atau HDL kurang dari 40 mg/dL, Anda  perlu melakukan pemeriksaan kolesterol lengkap yang mencakup LDL dan trigliserida. Kadar kolesterol yang kurang dari 200 mg/dL masih bisa ditoleransi. Jumlah kadar kolesterol 200-239 mg/dL sudah masuk pada ambang batas tinggi. Jika jumlahnya mencapai 240 mg/dL atau lebih termasuk tingkat kolesterol tinggi.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment